- Divisi Tenaga kerja.
- Tim Tugas.
- Menugaskan Tanggung Jawab.
- Akuntanbilitas.
- Mengalokasikan sumber.
- Menetapkan prosedur.
Prinsip-prinsip Organisasi Fayol adalah :
- Kesatuan perintah.
- Hirarki Otoritas.
- Divisi Tenaga Kerja.
- Subordinasi Tujuan individu untuk Kepentingan Umum.
- Otoritas.
- Derajat Sentralisasi.
- Saluran Komunikasi.
- Keadilan.
- Tata Tertib.
- Esprit the corps.
Prinsip-prinsip Organisasi Weber yaitu :
- Deskripsi pekerjaan.
- Peraturan tertulis.
- Prosedur, Peraturan dan kebijakan.
- Susunan kepegawaian/promosi yang berdasarkan kualifikasi.
Otoritas yang Tersentalisasi :
Keuntungan :- Lebih besar atas pengendalian manajemen.
- Lebih efisien.
- Sistim distribusi sederhana.
- Kuatnya merk/citra perusahaan.
Kerugian :
- Kurang tanggap terhadap pelanggan.
- Kurangnya pemberdayan.
- Konflik interorganisasi.
- Menurunnya moral jauh dari markas besar.
Otoritas yang Terdesentralisasi :
Keuntungan :
- Adaptasi yang baik terhadap consumen.
- Lebih memperdayakan pekerja.
- Lebih cepat mengambil keputusan.
- moral yang tinggi.
Kerugian :
- Kurang efisien.
- Sistim distribusi yang komplek.
- Kurangnya kontrol dari manajemen citra perusahaan.
Struktur Organisasi Tinggi :
- Terdapat banyak lapisan manajemen.
- Tingginya biaya manajemen.
- Memiliki rentang kendali yang sempit.
- Terdapat sedikit Lapisan Manajemen.
- Memiliki rentang Kendali yang Luas.
Prinsip-prinsip Organisasi Weber
- Deskripsi pekerjaan.
- Peraturan tertulis
- Prosedur, peraturan, dan kebijakan.
- Susunan kepegawaian/promosi yang berdasarkan kualitikasi.
Rentang Kendali (Sempit) :
* Keuntungan :
- Lebih banyak kendali oleh manajemen puncak.
- Lebih banyak kesempatan untuk maju.
- Spesialisasi lebih baik.
- Pengawasan yang lebih ketat.
- Kurangnya pemberdayaan
- Biaya yang lebih tinggi
- Pengembilan keputusan yang tertunda.
- Kurang responsif terhadap pelanggan.
Rentang Kendali (Luas) :
*Keuntungan :
- Biaya yang lebih sedikit.
- Lebih responsif terhadap pelanggan.
- Pengambilan keputusan yang lebih cepat.
- Pemberdayaan yang lebih banyak.
- Kesempatan yang lebih sedikit untuk kemajuan.
- Manajer yang bekerja lebih.
- Hilangnya kendali.
- Lebih sedikit keahlian manajemen.
Departementalisasi menurut fungsi :
*Keuntungan :
- Keterampilan perusahaan.
- Skala ekonomi.
- Koordinasi yang baik.
- Keputusan dalam kelompok.
- Kekurangan dari komunikasi.
- Identifikasi karyawan dengan perusahaan.
- Respon perusahaan terhadap perubahan eksternal makin kuat.
- Spesialis yang terbatasi.
Departementalisasi :
- Produk.
- Fungsi.
- Kelompok pelanggan.
- Lokasi geografis.
- Proses.
Organisasi Jalur :
*Keuntungan :- Mudah dipahami.
- Menjalankan otoritas dan tanggung jawab.
- Melapor pada satu supervisor.
- Tidak fleksibel.
- Sedikit ahli untuk menasihati.
- Jalur komunikasi yang panjang.
- Sulit untuk mengatasi keputusan yang komplex.
Organisasi Jalur dan Staf :
*Personel Jalur :
- Sebagai rantai komando.
- Bertanggung jawab mencapai tujuan organisasi.
- Membantu dan menasehati personel jalur.
Organisai Matrix :
*Keuntungan :
- Fleksibel atau luwes.
- Korporasi dan bekerja tim.
- Menciptakan Kreatifitas.
- Lebih efisien menggunakan sumber daya.
- Kompleks
- Kebingungan dalam loyalitas.
- Memerlukan Interpersonal yang baik dan kerja sama.
- Tidak permanen.
Jejaring
- Real time
- Transparasi
- Korporasi virtual.
Beradaptasi terhadap perubahan :
- Restrukturisasi untuk pemberdayaan.
- Berfokus pada pelanggan.
- Menciptakan kultur organisasional yang berorientasi pada perubahan.
- Organisasi formal dan Organisasi Informal.
Lapisan dari otoritas tradisional :
- Top manajer.
- Manajer menengah
- Pekerja dan Pengawas.
Organisai struktur terbalik :
- Para pekerja garis depan yang diberdayakan.
- Personal pendukung.
- Manajemen puncak.
And Thanks ":D
Mengadaptasi organisasi pada pasar sekarang .
Stephen Covey mendeskripsikan knowledge economy sebagai suatu sistem ekonomi yang ditandai oleh beberapa faktor.
- · Pertama, globalisasi pasar dan teknologi. Saat ini hampir tidak ada pasar yang tidak dapat ditembus oleh produk negara mana pun. Dengan bantuan teknologi, siapa pun dapat mendekatkan lokasi produksi ke pasar-pasar regional.
- · Kedua, demokrasi dari informasi dan ekspektasi. Saat ini pengetahuan tentang apa pun tersedia melimpah di internet dan aksesibilitas masyarakat ke internet dari hari ke hari semakin terbuka.
- · Ketiga, konektivitas universal. Hubungan antarmanusia tidak lagi dapat dibatasi oleh jarak dan bahasa, sehingga saat ini networking dan sinergi semakin mempermudah penyediaan jasa dan produk.
- · Keempat, peningkatan intensitas kompetisi yang bersifat eksponensial. Hal ini ditandai dengan adanya kompetisi yang bersifat global dengan terbukanya perdagangan bebas.
- · Kelima, pergeseran kekayaan (modal) dari uang ke manusia.
- · keenam, knowledge worker market. Para profesional yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan organisasi kini semakin bebas menentukan pilihan tempat kerjanya.
Percaya atau tidak, intensitas kompetisi di masa datang akan semakin meningkat. ada beberapa tantangan yang harus dijawab oleh perusahaan yang ingin memenangkan kompetisi di masa depan, yaitu: kolaborasi, inovasi, adaptasi, penguasaan teknologi dan pasar, serta pengelolaan aset-aset intelektual perusahaan. Tantangan-tantangan inilah yang mendorong munculnya kebutuhan terhadap penerapan knowledge management (KM).
Tobing menjelaskan, kolaborasi merupakan kata kunci bagi perusahaan yang ingin tetap meminpin dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Perusahaan yang ingin menang dalam kompetisi, tidak hanya mengandalkan kemampuan individu atau pengetahuan yang dimiliki unit kerja tertentu. Menurutnya, hasil terbaik hanya dapat diperoleh melalui kolaborasi antarindividu, antarunit, antarfungsi, dan antardisiplin pengetahuan. Di samping itu, juga diperlukan kerja sama yang kreatif antarperspektif dan skill yang berbeda.
Kolaborasi yang efektif akan meningkatkan daya saing organisasi yang difasilitasi dan dihasilkan oleh penerapan KM. Selain kolaborasi, eksistensi KM di organisasi didorong oleh kebutuhan untuk selalu inovatif, serta adanya tantangan untuk mempercepat penyediaan produk dan layanan. ”Tanpa produk dan layanan yang inovatif, perusahaan akan tertinggal dari kompetitornya,” Tobing menandaskan. Ia menilai, implementasi KM dapat merangsang inovasi dengan menyediakan kanal yang luas untuk munculnya ide-ide kreatif dan hadirnya pengetahuan baru dari karyawan.
Tantangan lain yang menurut Tobing dihadapi organisasi saat ini adalah menjadikan perusahaan adaptif terhadap berbagai dinamika di pasar dan pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan perubahan strategi yang biasanya diikuti dengan perubahan struktur organisasi. Masalah akan muncul ketika perubahan organisasi terhambat oleh kelangkaan personel yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi strategis. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar pengetahuan tersedia dalam bentuk tacit knowledge yang tersimpan pada personel tertentu yang memiliki mobilitas tinggi.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan membangun komunitas yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dari orang-orang yang memiliki minat dan kepentingan yang sama demi mengembangkan pengetahuan karyawan dalam praktik tertentu. Komunitas seperti ini disebut Community of Practice (CoP). Proses transfer pengetahuan sebaiknya dilakukan secara sukarela, bukan dengan paksaan, sehingga hasilnya pun optimal. Bagaimanapun, implementasi KM bertujuan untuk menjaga dan mengalirkan pengetahuan di organisasi agar tetap terpelihara dan senantiasa tersedia bagi karyawan yang membutuhkan.
Tobing menjelaskan, kolaborasi merupakan kata kunci bagi perusahaan yang ingin tetap meminpin dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Perusahaan yang ingin menang dalam kompetisi, tidak hanya mengandalkan kemampuan individu atau pengetahuan yang dimiliki unit kerja tertentu. Menurutnya, hasil terbaik hanya dapat diperoleh melalui kolaborasi antarindividu, antarunit, antarfungsi, dan antardisiplin pengetahuan. Di samping itu, juga diperlukan kerja sama yang kreatif antarperspektif dan skill yang berbeda.
Kolaborasi yang efektif akan meningkatkan daya saing organisasi yang difasilitasi dan dihasilkan oleh penerapan KM. Selain kolaborasi, eksistensi KM di organisasi didorong oleh kebutuhan untuk selalu inovatif, serta adanya tantangan untuk mempercepat penyediaan produk dan layanan. ”Tanpa produk dan layanan yang inovatif, perusahaan akan tertinggal dari kompetitornya,” Tobing menandaskan. Ia menilai, implementasi KM dapat merangsang inovasi dengan menyediakan kanal yang luas untuk munculnya ide-ide kreatif dan hadirnya pengetahuan baru dari karyawan.
Tantangan lain yang menurut Tobing dihadapi organisasi saat ini adalah menjadikan perusahaan adaptif terhadap berbagai dinamika di pasar dan pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan perubahan strategi yang biasanya diikuti dengan perubahan struktur organisasi. Masalah akan muncul ketika perubahan organisasi terhambat oleh kelangkaan personel yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi strategis. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar pengetahuan tersedia dalam bentuk tacit knowledge yang tersimpan pada personel tertentu yang memiliki mobilitas tinggi.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan membangun komunitas yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dari orang-orang yang memiliki minat dan kepentingan yang sama demi mengembangkan pengetahuan karyawan dalam praktik tertentu. Komunitas seperti ini disebut Community of Practice (CoP). Proses transfer pengetahuan sebaiknya dilakukan secara sukarela, bukan dengan paksaan, sehingga hasilnya pun optimal. Bagaimanapun, implementasi KM bertujuan untuk menjaga dan mengalirkan pengetahuan di organisasi agar tetap terpelihara dan senantiasa tersedia bagi karyawan yang membutuhkan.
sumber : http://agustinwulan.blog.perbanas.ac.id/2011/10/09/artikel-bab-8-mengadaptasi-organisasi-pada-pasar-sekarang/